Time and Date

Sabtu, 06 Juni 2009

INOKULASI DAN PEREMAJAAN BIAKAN DALAM MEDIA PADAT DAN CAIR

INOKULASI DAN PEREMAJAAN BIAKAN DALAM MEDIA PADAT DAN CAIR

I. TUJUAN PRAKTIKUM

Dapat melakukan inokulasi dan peremajaan biakan secara goresan maupun tusukan dengan baik pada media padat maupun cair secara teknik kerja aseptis.

II. LANDASAN TEORI

Inokulasi adalah menanam inokula secara aseptic kedalam media steril baik pada media padat maupun media cair. Inokula merupakan bahan yang mengandung mikroba atau biakan mikroba baik dalam keadaan cair maupun padat.

Biakan murni diperlukan untuk keperluan diagnostic, karakterisasi mikroorganisme, industri farmasi dan kegiatan mikroorganisme lainnya. Untuk mendapatkan kultur yang murni selain nutrisi dan lingkungan yang menunjang pertumbuhan mikroorganisme tersebut juga perlu dicegah adanya kontaminan dalam biakan. Oleh karena itu diperlukan suatu teknik kerja aseptis.

Teknik aseptis sangat diperlukan untuk memindahkan biakan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dengan teknik aseptis berusaha mencegah terjadinya kontaminasi dengan biakan yang mungkin bersifat pathogen. Untuk menunjang pekerjaan secara aseptis perlu dipahami mengenai teknik kerja aseptis, teknik dekontaminasi, serta penyelesaian pekerjaan secara cepat dan efisien.

Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif, tidak bergerak ditemukan satu-satu, berpasangan, berantai pendek atau bergerombol, tidak membentuk spora, tidak berkapsul, dan dinding selnya mengandung dua komponen utama yaitu peptidoglikan dan asam teikhoat. Metabolisme dapat dilakukan secara aerob dan anaerob.

S. aureus merupakan bakteri berbentuk bulat (coccus), yang bila diamati di bawah mikroskop tampak berpasangan, membentuk rantai pendek, atau membentuk kelompok yang tampak seperti tandan buah anggur. Organisme ini Gram-positif. Beberapa strain dapat menghasilkan racun protein yang sangat tahan panas, yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.

Infeksi yang disebabkan di golongkan sebagai penyakit menular/lokal (biasanya) atau menyebar (jarang). Staphylococcus adalah sel yang berbentuk bola dengan garis tengah sekitar 1μm dan tersusun dalam kelompok tak beraturan. S.aureus menghasilkan koagulase,suatu protein mirip enzim yang dapat menggumpalkan plasma yang telah diberi oksalat atau sitrat dengan bantuan suatu faktor yang terdapat dalam banyak serum.

Staphylococcus aureus

Kingdom : Eubacteria

Phylum : Firmicutes

Class : Bacilli

Order : Bacillales

Family : Staphylococcaceae

Genus : Staphylococcus

Species : Staphylococcus aureus

Pseudomonas aeruginosa adalah salah satu dari Pseudomonas sp yang sering terdapat pada infeksi opportunistik dan infeksi nosokomial pada pasien immunocompromise sebagai akibat dari luka bakar atau trauma yang berat, penyakit seperti kanker, diabetes, dan cystic fibrosis (CF), immunosuppresion, dan operasi besar. Pseudomonas aeruginosa meningkat secara klinik karena resisten terhadap berbagai antimikroba dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan tingkat Multi Drug Resistance (MDR) yang tinggi, termasuk pada penislin dan sefalosporin generasi pertama dan kedua, tetrasiklin, kloramfenikol, dan makrolid.

Antimikroba yang mempunyai aktivitas terhadap Pseudomonas aeruginosa meliputi: aminoglikosida (gentamisin, amikasin, tobramisin), quinolon (ciprofloxacin dan levofloxacin, tapi tidak moksifloxacin), sefalosporin (seftazidim, sefepime, sefpirome, tapi tidak sefuroksim, seftriakson, sefotaksim), ureidopenisilin (piperasilin, ticarsilin: Pseudomonas aeruginosa pada dasarnya resisten terhadap penisilin lain), carbapenem (meropenem, imipenem, tapi tidak ertapenem), polimiksin (polimiksin B dan colistin), monobaktam (aztreonam). Antimikrsoba-antimikroba ini harus diberikan secara injeksi, kecuali fluoroquinolon, karena di beberapa rumah sakit, penggunaan fluoroquinolon dibatasi hanya untuk infeksi berat untuk menghindari berkembangnya resistensi Pseudomonas aeruginosa.

Infeksi Pseudomonas yang serius sering terjadi di rumah sakit dan bakteri biasanya ditemukan di tempat yang lembab, seperti bak cuci dan wadah air kemih. Bahkan organisme ini ditemukan dalam cairan antiseptik tertentu. Infeksi paling serius terjadi pada orang yang sistem kekebalannya terganggu, baik karena pengobatan maupun penyakit.
Pseudomonas bisa menginfeksi darah, kulit, tulang, telinga, mata, saluran kemih, katup jantung dan paru-paru.
Luka bakar juga bisa terinfeksi oleh Pseudomonas, menyebabkan infeksi darah yang sering berakibat fatal.

Pseudomonas aeruginosa

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Gamma Proteobacteria

Order : Pseudomonadales

Family : Pseudomonadaceae

Genus : Pseudomonas

Species : Pseudomonas aeruginosa

Bacillus subtilis adalah bakteri gram positif, mengkatalis positiv bakterium yang biasanya di temukan dalam soil. Jenis dari bakteri ini adalah Bacillus subtilis yang punya kemampuan dalam membentuk endospora. Bakteri ini biasanya sangat tolerant terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem. Bakteri jenis B. subtilis ini dimasukkan ke dalam klasifikasi aerob obligate.

Bacillus subtilis

Kingdom : Bacteria

Phylum : Firmicutes

Class : Bacilli

Order : Bacillales

Family : Bacillaceae

Genus : Bacillus

Species : Bacillus subtilis

Bahan :

  • Media nutrient cair bersuhu 50°C
  • Media Nutrient Broth
  • Larutan NaCl 0,9 % (b/v)
  • Biakan bakteri (Staphylococcus aureus, Pseudomonas aureginosa,Bacillus subtilis, dan Streptococcus thermophyllus).

Alat :

· Cawan petri steril

· Tabung reaksi steril

· Rak tabung reaksi

· Pipet agar 20 ml

· Pipet ukur 5 ml dan 10 ml steril

· Pinset

· Ose bundar dan lurus

  • Bunsen

· Papan pembentuk agar miring

· Inkubator 37°C

III. ALAT DAN BAHAN

IV. CARA KERJA

a. Membuat daerah kerja aseptis

Siapkan 2 buah Bunsen yang disimpan dengan jarak sekitar 20 cm antar Bunsen, kemudian nyalakan Bunsen selama 10 menit hingga mendapatkan nyala api berwarna biru, kemudian siapkan alat-alat yang diperlukan, seperti rak tabung reaksi bersama tabung sterilnya dan cawan Petri di sekitar daerah aseptis.

b. Pembuatan plat agar, agar miring, agar tegak, dan media cair.

· Siapkan dan letakkan tabung reaksi steril pada rak tabung reaksi, cawan petri steril, media nutrient Agar cair, media nutrient Broth, pipet, dan gelas ukur diantara dua api bunsen.

· Pipetting

a) Ambil pipet yang telah steril, buka pembungkusnya dan pasang katup karetnya.

b) Bakar ujungnya dibakar atas bunsen selama beberapa detik. Jangan terlalu lama karena dapat merusak ujung pipet.

c) Ambil tabung reaksi yang berisi kultur bakteri, buka penutupnya dengan kedua jari manis dan kelingking sedangkan jari telunjuk, jari tengah dan ibu jari memegang pipet.

d) Segera masukkan pipet ke dalam tabung reaksi, tekan katup karet penghisap tombol [S] (lihat gambar di bawah) lalu segera keluarkan. Usahakan ketika memasukkan pipe t jangan sampai menyentuh dinding tabung dan lakukan di dekat pembakar bunsen.

e) Bakar kembali bibir tabung reaksi dan segera tutup.

f) Ambil tabung reaksi lainnya yang akan diinokulasi, buka tutupnya dengan cara yang sama dengan cara (b) dan bakar bibirnya dengan cara yang sama dengan cara©.

g) Segera masukkan pipet ke dalam tabung tadi, kemudian keluarkan cairan yang telah diinokulasi dari pipet dengan menekan tombol [E].

h) Bakar bibir tabung reaksi dan tutup sebagaimana cara©.

i) Pindahkan pipet dan ganti dengan pipet baru apabila akan melakukan pipetting kembali.

j) Lakukan kembali dengan cara yang sama apabila diperlukan dilusi atau pengenceran.

· Buat plat agar dengan memipet ± 20 ml cc nuirient Agar cair ke dalam 3 cawan petri steril yang masing – masing telah diberi nama sesuai nama jenis bakteri dan biarkan memadat.

· Buat agar miring dengan memipet ± 5 ml cc media nutrient Agar cair ke dalam 3 tabung reaksi steril yang masing – masing telah diberi nama sesuai nama jenis bakteri lalu letakkan miring pada papan pembentuk agar miring dan biarkan memadat.

· Buat agar tegak dengan memipet ± 5 ml cc media nutrient Agar cair ke dalam 3 tabung reaksi steril yang masing – masing telah diberi nama sesuai nama jenis bakteri lalu letakkan tegak pada rak tabung reaksi dan biarkan memadat.

· Buat media cair dengan ± 5 ml cc media nutrient Broth yang bersuhu kamar ke dalam 3 tabung reaksi steril yang masing – masing telah diberi nama sesuai nama jenis bakteri letakkan pada rak tabung reaksi.

· Semua pekerjaan diatas dilakukan dengan memperhatikan prosedur kerja aseptis.

c. Teknik inokulasi pada plat agar, agar miring, agar tegak, dan media cair.

· Ambil 3 macam jenis biakan bakteri yang telah disediakan yaitu : Bacillus Subtilis, Staphylococcus Aureus, dan Pseudomonas Aeruginosa.

· Inokulasi dengan jarum ose

a) Bakar jarum ose dari bagian pangkal dalam terus hingga ke bagian lup (ujung) sampai berpijar merah.

b) Biarkan selama beberapa detik sampai pijar menghilang, kemudian segera ambil tabung reaksi yang berisi kultur bakteri, buka penutupnya dengan ketiga jari tengah, manis dan kelingking sedangkan jari telunjuk dan ibu jari memegang jarum ose.

c) Bakar bibir tabung reaksi dengan cara memutar tabung sehingga semua bagian bibir tabung terkena api.

d) Segera masukkan jarum ose ke dalam tabung reaksi, lalu segera keluarkan. Usahakan ketika memasukkan jarum ose jangan sampai menyentuh dinding tabung dan lakukan di dekat pembakar bunsen.

e) Bakar kembali bibir tabung reaksi dan segera tutup. Ingat, jarum ose jangan dibakar kembali karena akan membunuh bakteri yang akan diinokulasikan.

f) Ambil tabung reaksi lainnya yang akan diinokulasi, buka tutupnya dengan cara yang sama dengan cara (b) dan bakar bibirnya dengan cara yang sama dengan cara©

g) Segera masukkan jarum ose ke dalam tabung tadi sebagaimana cara (d).

h) Bakar bibir tabung reaksi dan tutup sebagaimana cara©.

i) Bakar kembali jarum ose sebagaimana cara (a).

j) Lakukan kembali dengan cara yang sama apabila diperlukan dilusi atau pengenceran.

· Inokulasikan biakan bakteri pada plat agar (cawan petri) yang masing – masing telah di beri nama jenis bakteri menggunakan jarum ose bundar dengan cara menggoreskan goresan yang rapat.(jarum ose di flambir dahulu sebelum dan sesudah mengambil bakteri untuk diinokulasikan ke media. Begitupun dengan media cawan petri, sebelum dan sesudah ada bakteri di flambir).

· Inokulasikan biakan bakteri pada agar miring yang masing – masing telah di beri nama jenis bakteri menggunakan jarum ose bundar dengan cara menggoreskan goresan zig - zag. .(jarum ose di flambir dahulu sebelum dan sesudah mengambil bakteri untuk diinokulasikan ke media. Begitupun dengan media agar miring, sebelum dan sesudah ada bakteri di flambir).

· Inokulasikan biakan bakteri pada agar tegak yang masing – masing telah di beri nama jenis bakteri menggunakan jarum ose tegak/lurus dengan cara ditusukkan (jarum ose di flambir dahulu sebelum dan sesudah mengambil bakteri untuk diinokulasikan ke media. Begitupun dengan media agar tegak, sebelum dan sesudah ada bakteri di flambir).

· Inokulasikan biakan bakteri pada media cair yang masing – masing telah di beri nama jenis bakteri menggunakan jarum ose bundar dengan cara dicelupkan (jarum ose di flambir dahulu sebelum dan sesudah mengambil bakteri untuk diinokulasikan ke media. Begitupun dengan media cair, sebelum dan sesudah ada bakteri di flambir).

· Inkubasikan semua media yang telah diinokulasikan ke dalam inkubator 37oC selama 24 jam.

· Amati dan catat pertumbuhan yang terjadi pada masing – masing media.

V. DATA PENGAMATAN

a. Bacillus Subtilis

  • Bacillus subtilis pada media agar miring : bakteri tumbuh disekitar agar yang posisinya miring mengikuti bentuk goresan.
  • Bacillus subtilis pada medium agar tegak : bakteri tumbuh tegak lurus dari atas kebawah mengikuti tusukan yang dilakukan pada saat melakukan percobaan.
  • Bacillus pada agar medium agar cair : bakteri tumbuh diatas permukaan cairan agar cair.

  • Bacillus pada cawan Petri : bakteri tumbuh diatas permukaan agar yang diberi goresan saja.

b. Staphylococcus Aureus

  • Staphylococcus aureus pada agar miring : bakteri hanya tumbuh diatas permukaan yang diberi goresan saja tidak sampai menembus hingga dasar tabung.
  • Staphylococcus aureus pada agar tegak : bakteri tumbuh mulai dari atas permukaan hingga dasar tabung.
  • Staphylococcus aureus pada agar cair : bakteri tumbuh dikeseluruhan plat agar dari atas hingga dasar tabung.
  • Staphylococcus aureus pada cawan Petri : bakteri tumbuh membentuk gelembung gelembung yang bersatu mengikuti goresan-goresan yang telah dibuat pada prosedur awal.

c. Pseudomonas Aeruginosa

  • Pseudomonas aeruginosa pada agar miring : bakteri tumbuh diatas permukaan miring yang digores dan berwarna kebiru-biruan.
  • Pseudomonas aeruginosa pada agar cair : bakteri tumbuh secara keseluruhan dan menyebar mulai dari atas permukaan hingga dasar tabung dan bakteri berwarna kebiru-biruan.
  • Pseudomonas aeruginosa pada agar tegak : bakteri tumbuh disekitar plat agar yang diberi tusukan mulai dari atas permukaan hingga dasar tabung tetapi tidak menyebar secara keseluruhan pada plat agar.
  • Pseudomonas aeruginosa pada cawan Petri : bakteri tumbuh membentuk warna biru tua kekuning-kuningan dan tumbuh dipermukaan plat agar.

VI. PEMBAHASAN

INOKULASI DAN PEREMAJAAN BIAKAN DALAM MEDIA PADAT DAN CAIR

Mikroorganisme dibiakan dilaboratorium pada bahan nutrien yang disebut medium. Banyak sekali medium yang tersedia macamnya yang dipakai bergantung kepada beberapa faktor, salah satunya adalah macam mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Bahan yang diinokulasikan pada medium ini disebut inokulum. Dengan menginokulasi medium agar nutrient (“nutrient agar”) dengan metode cawan gores atau cawan tuang, sel-sel itu akan terpisah sendiri, setelah inkubasi, sel-sel mikroba individu itu memperbanyak diri sedemikian cepatnya sehingga didalam waktu 18 sampai 24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni ini tampak oleh mata bugil. Setiap koloni yang berlainan dapat mewakili macam organisme yang berbeda-beda, setiap koloni agaknya merupakan biakan murni satu macam mikroorganisme. Jika dua sel microba pada inokulum asal terlalu berdekatan letaknya pada medium agar, maka koloni yang terbentuk dari masing masing sel dapat bercampur dengan sesamanya, atau paling tidak bersentuhan, jadi massa sel yang dapat diamati itu bukanlah suatu biakan murni.

Pada prosedur awal dilakukan pembuatan plat agar, agar tegak, agar miring dan media cair dalam tabung.

  • Pada pembuatan plat agar dengan media nutrient agar cair kedalam cawan Petri digunakan untuk menghitung jumlah koloni bakteri pada plat agar tersebut.
  • Pada pembuatan plat agar miring itu dilakukan untuk menumbuhkan bakteri yang bersifat aerob.
  • Pada pembuatan plat agar tegak dilakukan untuk menumbuhkan bakteri yang bersifat anaerob.
    1. Bakteri aerobik adalah organisme yang membutuhkan oksigen.
    2. Bakteri anaerobik adalah organisme yqng tumbuh tanpa oksigen molekular.

Bakteri anaerobik terbagi 2:

· Anaerobik fakultatif adalah bakteri yang masih bisa hidup ditempat yang mengandung oksigen.

· Anaerobik obligat adalah bakteri yang sama sekali tidak bisa terkena oksigen.

Prosedur kerja aseptis dilakukan dengan prinsip seminimal mungkin tidak terjadi kontaminasi dan tercampurnya bahan yang tidak diinginkan. Digunakannya jarum ose lurus pada agar tegak dikarenakan pada inokulasi bakteri agar tegak lurus, menggunakan tabung, dan agar inokulan yang ada bisa masuk secara merata dalam media sampai menuju titik pusat tabung.

a. Bacillus Subtilis

  • Bacillus subtilis pada media agar miring : bakteri tumbuh disekitar agar yang posisinya miring mengikuti bentuk goresan ( merupakan bakteri yang bersifat aerob). Pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis akan tumbuh banyak, seperti halnya pada media plat, karena media miring ini memungkinkan tersentuh oksigen untuk mendapatkan nutrisi bagi bakteri ini.
  • Bacillus subtilis pada medium agar tegak : Pertumbuhan bakteri ditunjukan dengan adanya bakteri yang melintang ke dalam media tegak, namun pertumbuhan bakteri diatas permukaan media tegak lebih banyak, ini ditunjukkan karena bakteri yang bersifat aerob bergerak ke atas untuk mendapatkan oksigen, sehingga penampakan bakteri yang lebih banyak ada di atas permukaan media tegak, namun pada media tegak ini pertumbuhan baketri lebih sedikit di banding pada media miring atau media plat.
  • Bacillus pada agar medium agar cair : Pada media cair penampakan bakteri ditunjukkan dengan keruhnya warna yang terjadi pada media cair, seperti halnya pada media yang lain, pada media cair ini pun kebanyakan penampakan pertumbuhan bakteri terjadi diatas permukaan media cair, meskipun media ini berbentuk cair, tapi bakteri ini tetap saja bergerak ke atas untuk mendapatkan oksigen lebih banyak.
  • Bacillus pada cawan Petri : Pada penanaman inokula bakteri Bacillus subtilis ini, ditunjukkan dengan adanya penampakan bakteri di atas permukaan media, ini menunjukkan bahwa bakteri ini bersifat aerob, bakteri menuju keatas untuk mendapatkan oksigen lebih banyak. Pada media plat, pertumbuhan lebih banyak di banding dengan pertumbuhan pada media yang lain, ini disebabkan karena luas permukaan sentuh media plat dengan oksigen lebih banyak sehingga pada media plat, bakteri Bacillus subtilis ini lebih banyak tumbuh pada media plat.

b. Staphylococcus Aureus

  • Staphylococcus aureus pada agar miring : bakteri hanya tumbuh diatas permukaan yang diberi goresan saja tidak sampai menembus hingga dasar tabung ( merupakan bakteri yang bersifat aerob).
  • Staphylococcus aureus pada agar tegak : bakteri tumbuh mulai dari atas permukaan hingga dasar tabung ( merupakan bakteri yang bersifat anaerob fakultatif ).
  • Staphylococcus aureus pada agar cair : bakteri tumbuh dikeseluruhan plat agar dari atas hingga dasar tabung. Bakteri tumbuh sesuai tempatnya, warna keruh menandakan bakteri ini tumbuh, namun tidak bergerak ke atas mendekati permukaan media, karena sifat bakteri yang anaerobic fakultatif, meski dalam media cair, bakteri ini tetap akan tumbuh.
  • Staphylococcus aureus pada cawan Petri : bakteri tumbuh membentuk gelembung-gelembung yang bersatu mengikuti goresan-goresan yang telah dibuat pada prosedur awal. Penampakan pada plat ditunjukkan dengan adanya goresan bakteri yang berwarna kekuning-kuningan di atas permukaan plat, karena bakteri ini bersifat aerob dan anaerob fakultatif, maka bakteri ini dapat tumbuh baik di dalam media plat, media miring, media tegak, maupun media cair.

c. Pseudomonas Aeruginosa

Pseudomonas aeruginosa menghasilkan satu atau lebih pigmen, yang dihasilkan dari asam amino aromatic seperti tirosin dan fenilalanin.

Beberapa pigmen tersebut antara lain;

- piosianin, pigmen berwarna biru, dihasilkan strain piosianogenik

- pioverdin, pigmen berwarna kuning

- piorubin, pigmen berwarna merah

- piomelanin, pigmen berwarna cokelat

Piosianin, piorubin, dan piomelanin tidak berfluoresensi serta larut dalam air. Strain yang tidak menghasilkan piosianin disebut apiosianogenik. Kebanyakan strain membentuk koloni halus bulat dengan warna fluroesensi kehijauan, yang merupakan kombinasi pioverdin dan piosianin.

Oleh karena itu dapat di simpulkan kenapa bakteri Pseudomonas auroginosa pada percobaan ini berwarna hijau-biru. Bakteri yang tumbuh menghasilkan pigmen tertentu yang menyebabkan warna media berubah menjadi hijau. Pada media plat, pertumbuhan bakteri lebih banyak yang ditunjukkan dengan adanya warna hijau yang lebih banyak di atas permukaan. Selain bakteri ini menghasilkan pigmen, bakteri ini bersifat aerob, ini berarti pertumbuhan bakteri yang paling banyak berada pada media yang aerob, seperti pada media plat dan media miring. Pada media tegak, pertumbuhannya relative sedikit, begitupula pada media cair, media cair yang warnanya terbentuk hijau berada pada bagian atas permukaan media cair.

  • Pseudomonas aeruginosa pada agar miring : bakteri tumbuh diatas permukaan miring yang digores dan berwarna kebiru-biruan (merupakan bakteri yang bersifat aerob).
  • Pseudomonas aeruginosa pada agar cair : bakteri tumbuh secara keseluruhan dan menyebar mulai dari atas permukaan hingga dasar tabung dan bakteri berwarna kebiru-biruan (merupakan bakteri yang bersifat aerob).
  • Pseudomonas aeruginosa pada agar tegak : bakteri tumbuh disekitar plat agar yang diberi tusukan mulai dari atas permukaan hingga dasar tabung tetapi tidak menyebar secara keseluruhan pada plat agar (merupakan bakteri yang bersifat aerob).
  • Pseudomonas aeruginosa pada cawan Petri : bakteri tumbuh membentuk warna biru tua kekuning-kuningan dan tumbuh dipermukaan plat agar (merupakan bakteri yang bersifat aerob).

VII. KESIMPULAN

Inokulasi adalah proses menanam inokula pada media steril baik dalam keadaan padat maupun cair secara aseptic.

a. Bacillus Subtilis

  • Bacillus subtilis pada media agar miring : ( merupakan bakteri yang bersifat aerob)
  • Bacillus subtilis pada medium agar tegak : ( merupakan bakteri yang bersifat anaerob)
  • Bacillus pada agar medium agar cair : bakteri yang bersifat aerob.
  • Bacillus pada cawan Petri : ( bakteri ini merupakan bakteri aerob )

b. Staphylococcus Aureus

  • Staphylococcus aureus pada agar miring : ( merupakan bakteri yang bersifat aerob).
  • Staphylococcus aureus pada agar tegak : ( merupakan bakteri yang bersifat anaerob fakultatif)
  • Staphylococcus aureus pada agar cair : bakteri tumbuh dikeseluruhan plat agar dari atas hingga dasar tabung ( merupakan bakteri yang bersifat anaerob fakultatif).
  • Staphylococcus aureus pada cawan Petri : bakteri tumbuh membentuk gelembung gelembung yang bersatu mengikuti goresan-goresan yang telah dibuat pada prosedur awal .

c. Pseudomonas Aeruginosa

  • Pseudomonas aeruginosa pada agar miring : bakteri tumbuh diatas permukaan miring yang digores dan berwarna kebiru-biruan (merupakan bakteri yang bersifat aerob).
  • Pseudomonas aeruginosa pada agar cair : bakteri tumbuh secara keseluruhan dan menyebar mulai dari atas permukaan hingga dasar tabung dan bakteri berwarna kebiru-biruan (merupakan bakteri yang bersifat aerob).
  • Pseudomonas aeruginosa pada agar tegak : bakteri tumbuh disekitar plat agar yang diberi tusukan mulai dari atas permukaan hingga dasar tabung tetapi tidak menyebar secara keseluruhan pada plat agar (merupakan bakteri yang bersifat aerob).
  • Pseudomonas aeruginosa pada cawan Petri : bakteri tumbuh membentuk warna biru tua kekuning-kuningan dan tumbuh dipermukaan plat agar (merupakan bakteri yang bersifat aerob).

Jadi berdasarkan hasil percobaan dengan literatur sangat sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.

Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.

Lim,D. 1998. Microbiology, 2nd Edition. McGrow-hill book, New york.

Schegel, G.H. 1993. General Microbiologi seventh edition. Cambrige University Press, USA.

Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta.

Volk , W. A & Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5. Erlangga,

Lacman L, Herberta, Joseph L.K., Edisi ketiga.