Time and Date

Kamis, 26 Maret 2009

Isolasi Hesperidin dari Kulit Buah Jeruk (Citru Aurantufolia) FIDYA YUSTIAN 1 0 0 6 0 3 0 7 0 2 3 F A R M A S I A

Isolasi Hesperidin dari Kulit Buah Jeruk (Citru Aurantufolia)


FIDYA YUSTIAN

1 0 0 6 0 3 0 7 0 2 3

F A R M A S I A

Ast : Hendri Wasito, S. Farm., Apt

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2008

Isolasi Hesperidin dari Kulit Buah Jeruk (Citru Aurantufolia)

I. TUJUAN PERCOBAAN

  1. Mampu melakukan teknik isolasi suatu senyawa dari campurannya.
  2. Mampu mengisolasi hesperidin dari kulit buah jeruk.

II. DASAR TEORI

Hesperidin (C12H21O15) merupakan senyawa flavonoid glikosida (C28H34O15) yang paling banyak ditemukan pada kulit buah jeruk. Golongan flavonoid merupakan salah satu senyawa yang bersifat racun, merupakan persenyawaan glikosida yang terdiri dari gula yang terikat pada flavon. Flavonoid yang tidak berasa disebut hesperidin, sedangkan yang berasa disebut limonin yang mengakibatkan rasa pahit.

Flavonoid merupakan deret senyawa C6-C3-C6 yang kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus C6 (cincin benzene tersubstitusi) yang disambungkan oleh rantai alifatik ketiga karbon. Flavonoid memiliki sifat khas dan bau yang sanagt tajam, sebagian besar merupakan pigmen yang berawarna kuning, dan dapat larut dalam air serta pelarut organic, mudah terurai pada suhu tinggi.

Flavonoid berguna terhadap:

1. Pengatur tumbuhan, pengatur fotosintesis, yaitu sebagai pengatur fotosintesis, kerja antimikroba, dan anti virus.

2. Sebagai antibiotik terhadap penyakit kanker dan ginjal, serta mengahambat

pendarahan.

3. Sebagai daya tarik bagi serangga untuk melakukan penyerbukan.

4. Sebagai bahan aktif pembuatan insektisida nabati dari kulit jeruk manis.

Text Box:  			hesperidin Hesperidin (C12H21O15), pertama kali diisolasi oleh Leberton pada tahun 1828 dari abedo (bagian dalam kulit) buah jeruk. Hesperidin (C12H21O15) di ambil dari nama marga tumbuhan penghasilnya yaitu Hesperides. Diekstrak dari genus citrus dengan spesies Rutaceae aurantieae, suatu tipe jeruk kecil yang biasa ditemukan di daratan Spanyol, Afrika Utara, dan China. Secara farmakologi hesperidin memiliki aktivitas menguatkan dinding pembuluh darah sehingga sering digunakan untuk menghentikan pendarahan seperti pada wasir.

Berdasarkan penelitian in-vitro, hesperidin (C12H21O15) memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Hesperidin juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah pada tikus. Dan pada penelitian lain pemberian glukosida hesperidin pada dosis tinggi pada tikus dapat mencegah pengeroposan tulang, serta proteksi pada sepsis.

Hesperidin (C12H21O15) biasanya di kombinasikan dengan diosmin Melalui mikronisasi, kedua bahan aktif tersebut mengalami proses penggilingan dengan teknologi tinggi. Sebuah jet of air at supersonic velocities mampu mengurangi ukuran partikel standar dari 37 µm hingga kurang dari 2 µm. Akibatnya, penyerapan keduanya jadi lebih cepat dan lebih baik, sehingga bisa meningkatkan bioavailabilitas. Implikasinya tentu mengarah pada efikasi klinis yang lebih cepat dan superior.

Kedua senyawa tersebut memiliki mekanisme kerja yang unik. Layaknya nor-adrenalin, obat ini mengakibatkan kontraksi vena, menurunkan ekstravasasi dari kapiler dan menghambat reaksi inflamasi terhadap prostaglandin (PGE2, PGF2). Detailnya, diosmin-hesperidin dengan tepat bisa memerangi secara simultan semua aspek patologik dari penyakit pembuluh darah, lymphatic, dan mikrosirkulasi.

1. Pembuluh darah

Diosmin-hesperidin memperpanjang efek vasokonstriktor noradrenaline pada dinding pembuluh darah, bahkan didalam kondisi panas dan asam, serta bisa juga meningkatkan tonus venous. Aksi tersebut akhirnya bisa mengurangi venous capacitance, distensibility, dan stasis. Hal ini akan berujung pada peningkatan pengembalian vena dan mengurangi venous hyperpressure yang biasa dijumpai pada penderita chronic venous disease. Sedangkan pada tingkat mikrosirkulatori, diosmin-hesperidin terbukti melindungi venous valves dari perusakan yang diinduksi leukosit dan mencegah timbulnya refluks. Hal ini akan berdampak baik untuk mencegah terjadinya komplikasi pada progresi chronic venous disease.

2. Lymphatic

Diosmin-hesperidin bisa memperbaiki aliran limfatik dengan meningkatkan frekuensi dan intensitas kontraksi limfatik, serta meningkatkan jumlah total functional lymphatic capillaries. Keduanya juga mampu mengurangi diameter kapiler limfatik dan tekanan intralimfatik.

3. Mikrosirkulasi

Pada tingkat mikrosirkulasi, diosmin-hesperidin mengurangi permiabilitas kapiler dan meningkatkan resistensi kapiler dengan melindungi mikrosirkulasi dari proses perusakan. Obat ini juga bisa mengurangi pengeluaran dari molekul adhesi pada sel endotelial (ICAM1, VCAM1) dan pada leukosit (L-selectin, VLA-4, CD 11b), serta menghambat adhesi, migrasi, dan aktivasi leukosit pada tingkat kapiler. Hal ini akan berujung pada pengurangan pelepasan mediator inflamatori, radikal bebas dan prostaglandin (PGE2, PGF2a).

Aksi proteksi dan memperkuat vena serta sistem limfatik tersebut, dikaitkan dengan efek vasculoprotective pada makro dan mikrosirkulasi. Hal ini menjelaskan bagaimana efikasi penyembuhan dan protektif dari diosmin-hesperidin pada chronic venous disease dan hemorrhoidal disease, penyakit yang dikaitkan dengan inflamasi perivascular dan edema.

Pada serangan hemoroid akut, diosmin-hesperidin sangat efektif, mengatasi semua tanda dan gejala seperti pendarahan, nyeri, discharge, tenesmus, dan proctitis. Efikasi diosmin-hesperidin bersama dengan fiber supplement lebih superior ketimbang fiber supplement saja, dan ekivalen dengan rubber-band ligation plus fiber supplement dalam menghentikan pendarahan karena hemoroid.Ardium dikombinasikan dengan infrared photocoagulation technique (IRP) lebih efektif menghentikan pendarahan secara cepat ketimbang dengan IRP saja.Diosmin-hesperidin dikombinasikan dengan hemorrhoidectomy secara signifikan mengurangi risiko pendarahan pasca bedah dan mempercepat waktu penyembuhan.Pengobatan jangka panjang untuk chronic hemorrhoidal disease, Diosmin-hesperidin terbukti mengurangi kekambuhan secara signifikan, durasi, intensitas dan keparahan dari serangan hemoroid.

III. ALAT DAN BAHAN


Text Box: 1.	Labu Erlenmeyer 2.	Batang pengaduk 3.	Corong Buchner 4.	Kertas saring 5.	Kaca Arloji 6.	Gelas ukur 7.	pH meter 8.	Pipet tetes 9.	Rajangan kulit jeruk manis 10.	Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) 11.	HCl pekat 12.	Aqua dest 13.



IV. CARA KERJA

Timbang kulit jeruk di atas kaca arloji. 18.0459gr kulit jeruk manis dirajang, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Larutkan 3.3836gr kalium hidroksida (padat) dengan aquadest hingga 33.836mL dalam gelas ukur. Masukkan larutan kedalam labu Erlenmeyer, aduk selama 30 menit, lalu dekantasi. Lakukan secara dua kali percobaan. Lalu, saring larutan dengan corong Buchner yang sudah terdapat kertas saring, ambil filtratnya yang berwarna orange transparan. Tambahkan HCl pekat sampai pH 4-5. Hesperidin akan mengendap Kristal (apabila pengendapan terjadi lambat, pekatkan terlebih dahulu filtrate dengan cara destilasi). Ambil kristalnya (amorf) dan bilas dengan aqua dest. Lakukan rekristalisasi dengan menambahkan formamida, sampai kembali terbentuk Kristal hesperidin.

V. PENGAMATAN

Diketahui : Berat kulit jeruk = 200gr (M1)

Berat rajangan kulit jeruk = 18.0459gr (M2)

Lar. Ca(OH)2 10% pertama = 375mL (V1)

Ditanyakan : Lar. Ca(OH)2 10% kedua (V2) …?

Jawab :

= =

Jadi, Ca(OH)2 yang ditimbang sebesar 10% dari V2, yaitu 3.3836 gr Ca(OH)2.

Kemudian, larutkan 3.3836gr kalium hidroksida (padat) dengan aquadest hingga 33.836mL.

Ca(OH)2 merupakan serbuk yang berwarna putih dilarutkan dalam aquadest, ditambahkan rajangan kulit jeruk manis larutan menjadi berwarna orange. Penambahan larutan Ca(OH)2 yang berwarna putih kembali berubah menjadi berwarna orange. Ketika didiamkan terdapat endapan Ca(OH)2 berwarna kuning pucat dan larutan yang berwarna orange transparan. Hasil penyaringan larutan masih mengandung Ca(OH)2 yang tidak larut. Ketika penambahan HCl pekat, Ca(OH)2 larut dalam HCl.

Banyak Tetesan

pH

Warna

1

12

Orange keruh

3

10

Orange transparan

6

8

Orange tua transparan

9

6

Orange tua transparan

14

4

Kuning transparan

NB : pH awal sebenarnya sebesar 12.0 dan pH akhir sebenarnya sebesar 4.45.

PENGAMATAN KUALITATIF

Indikator

Hesperidin Kotor

Hesperidin Bersih

Warna

Orange Keruh

Kuning transparan

Bentuk

Cairan

Kristal

Bau

Wangi

Wangi

VI. PEMBAHASAN

Larutan yang berwarna putih berubah menjadi berwarna orange, hal ini menunjukkan minyak atsiri yang terdapat dalam kulit jeruk manis terlarut dalam larutan Ca(OH)2. Proses ini disebut perkolasi. Larutan yang berwarna orange pekat menunjukkan larutan Ca(OH)2 telah jenuh dengan senyawa yang berasal dari kulit jeruk. Penambahan berulang Ca(OH)2 dilakukan agar senyawa yang terdapat dalam kulit jeruk manis, terlarut sempurna. Hesperidin yang bersifat asam membentuk garam yang larut dalam air dengan Ca(OH)2 yang bersifat basa. Endapan Ca(OH)2 merupakan Ca(OH)2 yang tidak bereaksi.

Ekstraksi yang dilakukan yaitu ekstraksi padat cair. Karena yang diekstrak berupa zat padat. Efisiensi ekstraksi dipengaruhi oleh ukuran partikel zat padat dan banyaknya kontak dengan pelarut yang ada.

Penambahan HCl pekat, merupakan proses pembebasan garam Hesperidin menjadi hesperidin bebas yang tadinya bersifat asam karena penambahan Ca(OH)2 kembali bersifat asam yang akan membentuk Kristal amorf.

Proses kristalisasi dapat dilakukan dengan menurunkan suhu larutan, namun pada percobaan kali ini, larutan di panaskan terlebih dahulu dengan proses destilasi agar proses pengkristalan lebih mudah terjadi, pemanasan yang dilakukan tidak boleh mencapai lebih dari 90oC.karena akan merusak hesperidin

Pada prinsipnya proses rekristalisasi suatu zat tunggal adalah untuk memurnikan zat yang diisolasi terhadap zat pembawa satu zat pereaksi yang digunakan dalam proses pengisolasian zat aktif.

VII. KESIMPULAN

Proses isolasi merupakan proses pemisahan zat tunggal dari senyawanya yang dapat dipisahkan salah satunya melalui jalan ekstraksi, dengan menambahkan pelarut yang cocok sesuai kepolaran zat yang akan diisolasi.

Ekstraksi yang dilakukan yaitu ekstraksi padat cair. Karena yang diekstrak berupa zat padat. Efisiensi ekstraksi dipengaruhi oleh ukuran partikel zat padat dan banyaknya kontak dengan pelarut yang ada.

Pada proses isolasi dapat dilakukan dengan beberapa teknik ekstraksi, contohnya membuat terlebih dahulu garam dari senyawa yang akan diisolasi (ekstraksi asam-basa), lalu menambahkan titer untuk membuat zat yang diisolasi menjadi zat bebas.

Proses ekstraksi dilakukan dua kali agar hesperidin dihasilkan lebih banyak. Tidak adanya endapan setelah diberi HCl dikarenakan saat proses ekstraksi waktunya kurang lama. Penambahan HCl untuk pengendapan. Digunakan HCl pekat dikarenakan apabila menggunakan HCl encer perlu lebih banyak waktu lagi. Destilasi berfungsi untuk penjenuhan. Proses Stiner berfungsi untuk ekstraksi hesperidin oleh Ca(OH)2.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia Drs.2001. Wujud Zat dan Kesetimbangan Kimia.Bandung ; PT.Citra Aditya Bakti

Amila,dkk, Penuntun Praktikum Kimia Oraganik, 2008, Bnadung: Unisba

Chem-is-ry.org.2003. kinetika energi. http://222.124.23.42/stt/Materi/kimia( KI1103)/Energitika%20st3-h.pdf.

Farmakope Indonesia, 1979, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Farmakope Indonesia, 1995, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

http://e-aceh-nias.org/upload/Nias%20Highlight%20-%2016082007013349.pdf.

http://www.citrus-indonesia.com,

http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/tanaman_obat/pt/buku04.pdf.